Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ayat Al-Qur’an yang Pertama Kali Turun (UQ-006)


📚 (أول ما نزل من القرآن)

📕 Ayat yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad ﷺ adalah Surat Al-‘Alaq ayat 1 sd 5:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5) 

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-‘Alaq: 1-5).

📎 Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim dari Ibunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia meriwayatkan:

كَانَ أَوَّلُ مَا بُدِئَ بِهِ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْوَحْيِ الرُّؤْيَا الصَّادِقَةَ فِي النَّوْمِ، فَكَانَ لَا يَرَى رُؤْيَا إِلَّا جَاءَتْ مِثْلَ فَلَقِ الصُّبْحِ، ثُمَّ حُبِّبَ إِلَيْهِ الْخَلَاءُ، فَكَانَ يَخْلُو بِغَارِ حِرَاءٍ يَتَحَنَّثُ فِيهِ - وَهُوَ التَّعَبُّدُ - اللَّيَالِيَ أُوْلَاتِ الْعَدَدِ، قَبْلَ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى أَهْلِهِ وَيَتَزَوَّدُ لِذَلِكَ، ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى خَدِيجَةَ فَيَتَزَوَّدُ لِمِثْلِهَا، حَتَّى فَجِئَهُ الْحَقُّ وَهُوَ فِي غَارِ حِرَاءٍ، فَجَاءَهُ الْمَلَكُ، فَقَالَ: اقْرَأْ، قَالَ: «مَا أَنَا بِقَارِئٍ»، قَالَ: فَأَخَذَنِي، فَغَطَّنِي حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ، ثُمَّ أَرْسَلَنِي، فَقَالَ: اقْرَأْ، قَالَ: قُلْتُ: «مَا أَنَا بِقَارِئٍ»، قَالَ: فَأَخَذَنِي، فَغَطَّنِي الثَّانِيَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ، ثُمَّ أَرْسَلَنِي، فَقَالَ: أَقْرَأْ، فَقُلْتُ: «مَا أَنَا بِقَارِئٍ»، فَأَخَذَنِي، فَغَطَّنِي الثَّالِثَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ، ثُمَّ أَرْسَلَنِي، فَقَالَ: {اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ}

Yang pertama-tama menjadi mukadimah diturunkannya wahyu kepada Rasulullah ﷺ  adalah mimpi yang benar pada waktu tidur. (Pada waktu itu) tidak ada satu mimpi pun yang beliau alami, melainkan mimpi itu datang seperti cahaya pagi. Kemudian beliau dijadikan suka menyendiri, maka beliau menyendiri di gua Hira dan beribadah di dalamnya sejumlah malam sebelum kembali ke keluarganya dan menyiapkan bekal untuk itu. Kemudian beliau kembali kepada Khadijah dan berbekal untuk itu lagi hingga kebenaran seraya mendatanginya saat beliau di gua Hira, maka malaikat mendatanginya, lalu berkata: “Bacalah”, beliau berkata: “Aku tak bisa membaca”, beliau bersabda: “Ia menarikku lalu merangkul menutupiku hingga aku mengalami kepayahan, kemudian ia melepaskanku”. Lalu malaikat berkata: “Bacalah”, beliau berkata: “Aku berkata: “Aku tak bisa membaca” Beliau bersabda: “Ia menarikku lalu merangkul menutupiku kedua kali hingga aku mengalami kepayahan kemudian ia melepaskanku”. Lalu malaikat berkata: “Bacalah” Aku berkata: “Aku tak bisa membaca” Beliau bersabda: “Ia menarikku lalu merangkul menutupiku ketiga kali hingga aku mengalami kepayahan kemudian ia melepaskanku”. Maka malaikat berkata (menyampaikan wahyu): Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-‘Alaq: 1-5). 
(Muttafaq ‘alaih, dan redaksi ini adalah riwayat Muslim).

📎 Kemudian ditegaskan juga diantaranya oleh riwayat Al-Imam Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: "إِنَّ أَوَّلَ مَا نَزَلَ مِنَ الْقُرْآنِ {اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ} 

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Sesungguhnya yang pertama kali turun dari ayat Al-Qur’an adalah “Iqra bismi Rabbikalladzii khalaq””. (HR Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra, 9/12, no 17724).

⏰ Ada riwayat dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma yang sekilas mengesankan bahwa yang pertama kali turun adalah surat Al-Muddatstsir:

عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، سَأَلْتُ أَبَا سَلَمَةَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَوَّلِ مَا نَزَلَ مِنَ القُرْآنِ، قَالَ: {يَا أَيُّهَا المُدَّثِّرُ} [المدثر: 1] قُلْتُ: يَقُولُونَ: {اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ} [العلق: 1] فَقَالَ أَبُو سَلَمَةَ: سَأَلْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ ذَلِكَ، وَقُلْتُ لَهُ مِثْلَ الَّذِي قُلْتَ: فَقَالَ جَابِرٌ: لاَ أُحَدِّثُكَ إِلَّا مَا حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ... (رواه البخاري)

Dari Yahya bin Abi Katsir, aku bertanya kepada Abu Salamah bin Abdul Rahman tentang ayat Al-Qur’an yang pertama turun, ia berkata “ya ayyuhal muddatstsir” (Al-Muddatstsir). Aku berkata: Mereka mengatakan “Iqra bismi Rabbikalladzi khalaq” (Al-‘Alaq), maka Abu Salamah berkata: Aku telah bertanya kepada Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma tentang hal itu, dan aku katakan kepadanya persis seperti yang engkau katakan. Maka Jabir berkata: “Aku tidak berbicara kepadamu selain apa yang disampaikan Rasulullah ﷺ … (HR. Al-Bukhari).

✅ Al-Imam As-Suyuthi rahimahullah menyebutkan bahwa pandangan dan riwayat ini dapat dijawab sebagai berikut:

1. Bahwa Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma menyimpulkan hal tersebut berdasarkan ijtihadnya sendiri sebagaimana pendapat Al-Karmani rahimahullah.

2. Bahwa apa yang disampaikan oleh ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha lebih kuat karena didukung oleh riwayat lain juga dari Abu Salamah tentang kisah turunnya surat Al-Muddatstsir bahwa malaikat yang dilihat oleh Nabi Muhamad ﷺ  adalah malaikat yang pernah dilihatnya di gua Hira:

قَالَ ابْنُ شِهَابٍ: وَأَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، أَنَّ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ الأَنْصَارِيَّ، قَالَ: وَهُوَ يُحَدِّثُ عَنْ فَتْرَةِ الوَحْيِ فَقَالَ فِي حَدِيثِهِ: " بَيْنَا أَنَا أَمْشِي إِذْ سَمِعْتُ صَوْتًا مِنَ السَّمَاءِ، فَرَفَعْتُ بَصَرِي، فَإِذَا المَلَكُ الَّذِي جَاءَنِي بِحِرَاءٍ جَالِسٌ عَلَى كُرْسِيٍّ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ، فَرُعِبْتُ مِنْهُ، فَرَجَعْتُ فَقُلْتُ: زَمِّلُونِي زَمِّلُونِي " فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى: {يَا أَيُّهَا المُدَّثِّرُ. قُمْ فَأَنْذِرْ} ... (رواه البخاري)

Berkata Ibnu Syihab: Abu Salamah bin Abdul Rahman telah mengabarkan kepadaku bahwa Jabir bin Abdillah Al-Anshari berkata saat ia memberitakan tentang masa tenggang tidak turun wahyu, bahwa beliau (Nabi ﷺ ) bersabda dalam haditsnya: “Ketika aku sedang berjalan aku mendengar suara dari atas, maka aku mengangkat pandanganku, ternyata ada malaikat yang pernah mendatangiku di gua Hira sedang duduk di kursi antara langit dan bumi, maka akupun gentar karenanya, lalu aku pulang, aku berkata: “Selimuti aku, selimuti aku”. Maka Allah ta’ala menurunkan “Ya ayyuhal Muddatstsir, qum fa andzir” … (HR. Al-Bukhari).

✅ Riwayat di atas menunjukkan bahwa turunnya Al-Muddatstsir setelah peristiwa di gua Hira.

3. Bahwa Al-Muddatstsir adalah yang pertama kali turun maksudnya adalah yang pertama kali turun setelah masa fatrah wahyu (masa jeda tidak turun wahyu) setelah Al-‘Alaq.  

(Lihat Al-Itqan fi ‘Ulum Al-Qur’an, As-Suyuthi, 1/93-94, Penerbit Al-Haiah Al-Mishriyyah Al-‘Ammah li Al-Kitab, thn 1394 H/1974 M).

📕 Kapan Surat Al-‘Alaq 1-5 Turun?

📌 Ada ulama yang berpendapat bahwa awal surat Al-‘Alaq turun setelah Ramadhan melewati hari yang ke-24 nya. Ibnu Hajar Al-‘Asqalani rahimahullah menyebutkan:

وقد أخرج أحمد والبيهقي في الشعب عن واثلة بن الأسقع أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : "أُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ لِسِتٍّ مَضَيْنَ مِنْ رَمَضَانَ، وَالإِنْجِيلُ لِثَلَاثَ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْهُ وَالزَّبُورُ لِثَمَانِ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْهُ وَالقُرْآنُ لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ خَلَتْ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ".
وهذا كله مطابق لقوله تعالى: "شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن" ولقوله تعالى: "إنا أنزلناه في ليلة القدر" فيحتمل أن تكون ليلة القدر في تلك السنة كانت تلك الليلة فأنزل فيها جملة إلى سماء الدنيا ثم أنزل في اليوم الرابع والعشرين إلى الأرض أول "اقرأ باسم ربك"

Ahmad, dan Al-Baihaqi di Asy-Syu’ab, telah mengeluarkan riwayat dari Watsilah bin Al-Asqa’ bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Taurat diturunkan setelah 6 Ramadhan, Injil setelah 13 Ramadhan, Zabur setelah 18 Ramadhan, dan Al-Qur’an diturunkan setelah 24 Ramadhan”.
Semua ini sesuai dengan firman Allah ta’ala (yang artinya): “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an” (QS. Al-Baqarah: 185), dan firmanNya (yang artinya): “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar” (QS. Al-Qadar: 1), maka ia mengandung makna bahwa lailatul qadar tahun itu adalah di malam tersebut, di mana Al-Qur’an diturunkan di malam qadar sekaligus ke langit dunia, kemudian diturunkan awal “IQRA BISMI RABBIK” ke bumi hari ke-24 Ramadhan. 
(Fath Al-Bari, 9/5).

✅ Penjelasan tersebut, sama dengan riwayat dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu yang telah kami sebutkan sebelumnya (lihat UQ-005) bahwa turunnya Al-Qur’an ke Baitul ‘Izzah di langit dunia terjadi di malam qadar sekaligus. Tetapi, selain itu Ibnu Hajar menyebutkan bahwa awal surat Al-‘Alaq juga diturunkan di hari ke-24 Ramadhan berdasarkan hadits dari Watsilah bin Al-Asqa’ radhiyallahu ‘anhu.

📌 Pendapat lain menyatakan bahwa awal Al-Qur’an turun kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tanggal 17 Ramadhan. Ini adalah pendapat seorang tabi’in, yaitu ‘Amir bin Syarahil Abu ‘Amr Al-Hamdani rahimahullah yang dikenal dengan sebutan Asy-Sya’bi.

{... إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ ...}

… jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan… (QS. Al-Anfal: 41).

✅ Dalam pemahaman ulama yang menyatakan bahwa Nuzul Al-Qur’an terjadi pada tanggal 17 Ramadhan, ayat ini menyebutkan bahwa turunnya Al-Qur’an itu terjadi pada hari yang sama dengan peristiwa bertemunya dua pasukan yaitu perang Badar yang terjadi pada tanggal 17 Ramadhan sebagaimana disebutkan oleh para penulis sejarah, mekipun tahunnya tentu saja berbeda. 

✅ Pendapat ini juga memahami bahwa Al-Baqarah ayat 185, Ad-Dukhan ayat 3, dan Al-Qadar ayat 1 ketiganya berbicara tentang permulaan turunnya Al-Qur'an di malam qadar yang bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan. Artinya malam qadar tahun itu tidak terjadi di sepuluh terakhir Ramadhan.

(Lihat Manahil Al-‘Irfan, 1/104; Mabahits Fi 'Ulum Al-Qur'an, hlm 102).

Posting Komentar untuk "Ayat Al-Qur’an yang Pertama Kali Turun (UQ-006)"