Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tahap Turunnya Al-Qur’an (UQ-005) Bagian 1


๐Ÿ“š (ุชَู†َุฒُู„َุงุชُ ุงู„ู‚ُุฑْุขู†ِ)

๐Ÿ“Œ Turun Tahap Pertama
(ุงู„ุชَّู†َุฒُّู„ُ ุงู„ุฃَูˆَّู„ُ)

ุฅِู„َู‰ ุงู„ู„َّูˆْุญِ ุงู„ْู…َุญْูُูˆุธِ 
Turun ke Al-Lauh Al-Mahfuzh

✅ Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

ุจَู„ْ ู‡ُูˆَ ู‚ُุฑْุขู†ٌ ู…َุฌِูŠุฏٌ (21) ูِูŠ ู„َูˆْุญٍ ู…َุญْูُูˆุธٍ (22)

Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur’an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh. (QS. Al-Buruj: 21-22).

ูˆَุงู„ู„َّูˆْุญُ ุงู„ْู…َุญْูُูˆุธُ ู‡ُูˆَ ุงู„ุณِّุฌِู„ُّ ุงู„ุฌَุงู…ِุนُ ู„ِูƒُู„ِّ ู…َุง ู‚َุถَู‰ ุงู„ู„ُู‡ ูˆَู‚َุฏَّุฑَ ูˆَูƒُู„ِّ ู…َุง ูƒَุงู†َ ูˆَู…َุง ูŠَูƒُูˆู†ُ ู…ِู†ْ ุนَูˆَุงู„ِู…ِ ุงู„ุฅِูŠْุฌَุงุฏِ ูˆَุงู„ุชَّูƒْูˆِูŠู†ِ، ูˆَู‡َุฐَุง ู…ِู†ْ ู…َุธَุงู‡ِุฑِ ู‚ُุฏْุฑَุฉِ ุงู„ู„ู‡ِ ูˆَุนَุธَู…َุชِู‡ِ ูˆَุนِู„ْู…ِู‡ِ ูˆَุฅِุฑَุงุฏَุชِู‡ِ ูˆَุญِูƒْู…َุชِู‡ِ ูˆَูˆَุงุณِุนِ ุณُู„ْุทَุงู†ِู‡ِ ูˆَู‚ُุฏْุฑَุชِู‡ِ.

✅ Dan Lauh Mahfuzh adalah catatan yang menghimpun segala yang ditetapkan dan ditakdirkan Allah, dan segala yang telah terjadi dan akan terjadi di alam penciptaan dan pembentukan. Dan ia adalah salah satu bukti kekuasaan Allah, keagungan, ilmu, kehendak dan hikmahNya, serta maha luasnya kerajaan dan kekuasaanNya. (Tarikh Nuzul Al-Qur’an, Muhammad Ra’fat Sa’id, hlm 37).

ูˆَูƒَุงَู† ู‡َุฐَุง ุงู„ูˆُุฌُูˆุฏُ ูِูŠ ุงู„َّู„ูˆْุญِ ุจِุทَุฑِูŠู‚َุฉٍ ูˆَูِูŠ ูˆَู‚ْุชٍ ู„َุง ูŠَุนْู„َู…ُู‡ُู…َุง ุฅِู„َّุง ุงู„ู„ู‡ُ ุชَุนَุงู„َู‰ ูˆَู…َู†ْ ุฃَุทْู„َุนَู‡ُ ุนَู„َู‰ ุบَูŠْุจِู‡ِ. ูˆَูƒَุงู†َ ุฌُู…ْู„َุฉً ู„َุง ู…ُูَุฑَّู‚ًุง ู„ِุฃَู†َّู‡ُ ุงู„ุธَّุงู‡ِุฑُ ู…ِู†َ ุงู„ู„َّูْุธِ ุนِู†ْุฏَ ุงู„ุฅِุทْู„َุงู‚ِ ูˆَู„َุง ุตَุงุฑِูَ ุนَู†ْู‡ُ. ูˆَู„ِุฃَู†َّ ุฃَุณْุฑَุงุฑَ ุชَู†ْุฌِูŠู…ِ ุงู„ู‚ُุฑْุขู†ِ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู„َุง ูŠُุนْู‚َู„ُ ุชَุญَู‚ُّู‚ُู‡َุง ูِูŠ ู‡َุฐَุง ุงู„ุชَّู†َุฒُّู„ِ.

✅ Turunnya (Al-Qur’an) di Lauh Mahfuzh ini dengan cara dan di waktu yang tidak diketahui kecuali oleh Allah ta’ala dan makhluk yang diinformasikan tentang masalah ghaib ini. Diturunkan sekaligus tidak berangsur-angsur, karena zhahir lafalnya (pada ayat di atas) dipahami demikian jika tak ada tambahan keterangan, juga karena rahasia dan hikmah diturunkannya berangsur-angsur untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak bisa dipahami dalam konteks turun tahap pertama ini.

๐Ÿ“Œ Turun Tahap Kedua
(ุงู„ุชَّู†َุฒُّู„ُ ุงู„ุซَّุงู†ِูŠ)

ู…ِู† ุงู„ู„َّูˆْุญِ ุงู„ู…َุญْูُูˆุธِ ุฅِู„َู‰ ุจَูŠْุชِ ุงู„ุนِุฒَّุฉِ ูِูŠ ุงู„ุณَّู…َุงุกِ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง
Dari Lauh Mahfuzh ke Bait Al-‘Izzah di Langit Dunia

ุฅِู†َّุง ุฃَู†ْุฒَู„ْู†َุงู‡ُ ูِูŠ ู„َูŠْู„َุฉٍ ู…ُุจَุงุฑَูƒَุฉٍ

Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi. (QS. Ad-Dukhan: 3).

ุฅِู†َّุง ุฃَู†ْุฒَู„ْู†َุงู‡ُ ูِูŠ ู„َูŠْู„َุฉِ ุงู„ْู‚َุฏْุฑِ

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar (kemuliaan). (QS. Al-Qadar: 1).

ุดَู‡ْุฑُ ุฑَู…َุถَุงู†َ ุงู„َّุฐِูŠ ุฃُู†ْุฒِู„َ ูِูŠู‡ِ ุงู„ْู‚ُุฑْุขู†ُ

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an. (QS. Al-Baqarah: 185).

✅ Dari ketiga ayat tersebut kita menyimpulkan bahwa Al-Qur’an diturunkan di satu malam yang penuh berkah (dari surat Ad-Dukhan), yang disebut dengan lailatul qadar (dari surat Al-Qadar) dan pada bulan Ramadhan (dari surat Al-Baqarah).
✅ Juga telah dimaklumi bahwa Al-Qur’an turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak sekaligus, tidak hanya di satu malam, dan tidak hanya di bulan Ramadhan, tetapi berangsur-angsur selama lebih kurang 23 tahun.
✅ Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud oleh ketiga ayat tersebut bukanlah turunnya Al-Qur’an kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan bukan pula turun tahap pertama. Jadi ia adalah turun tahap kedua. 
✅ Ke mana turunnya? Ke langit dunia. Dari mana kesimpulan ini diperoleh? Dari beberapa riwayat yang bersumber dari Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, diantaranya yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrak dan dishahihkan oleh Adz-Dzahabi:

ุนَู†ِ ุงุจْู†ِ ุนَุจَّุงุณٍ ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู†ْู‡ُู…َุง، ู‚َุงู„َ: " ุฃُู†ْุฒِู„َ ุงู„ْู‚ُุฑْุขู†ُ ุฌُู…ْู„َุฉً ูˆَุงุญِุฏَุฉً ุฅِู„َู‰ ุงู„ุณَّู…َุงุกِ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ูِูŠ ู„َูŠْู„َุฉِ ุงู„ْู‚َุฏْุฑِ، ุซُู…َّ ุฃُู†ْุฒِู„َ ุจَุนْุฏَ ุฐَู„ِูƒَ ุจِุนِุดْุฑِูŠู†َ ุณَู†َุฉً: {ูˆَู„َุง ูŠَุฃْุชُูˆู†َูƒَ ุจِู…َุซَู„ٍ ุฅِู„َّุง ุฌِุฆْู†َุงูƒَ ุจِุงู„ْุญَู‚ِّ ูˆَุฃَุญْุณَู†َ ุชَูْุณِูŠุฑًุง} [ุงู„ูุฑู‚ุงู†: 33] {ูˆَู‚ُุฑْุขู†ًุง ูَุฑَู‚ْู†َุงู‡ُ ู„ِุชَู‚ْุฑَุฃَู‡ُ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†َّุงุณِ ุนَู„َู‰ ู…ُูƒْุซٍ ูˆَู†َุฒَّู„ْู†َุงู‡ُ ุชَู†ْุฒِูŠู„ًุง} [ุงู„ุฅุณุฑุงุก: 106] «ู‡َุฐَุง ุญَุฏِูŠุซٌ ุตَุญِูŠุญُ ุงู„ْุฅِุณْู†َุงุฏِ، ูˆَู„َู…ْ ูŠُุฎَุฑِّุฌَุงู‡ُ»

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Al-Qur’an telah diturunkan sekalgus ke langit dunia di malam qadar, kemudian diturunkan setelah itu dalam (kurun waktu) dua puluh tahun. (Lalu beliau membaca): Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) perumpamaan (yang ganjil), melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya. (QS. Al-Furqan: 33).  Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. (QS. Al-Isra: 106). (Ini adalah hadits yang isnadnya shahih dan tidak diriwayatkan oleh keduanya (Al-Bukhari & Muslim)).

✅ Diriwayatkan juga oleh Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir dan di sana disebutkan “ke Bait Al-Izzah di langit dunia”. Sedangkan Ibnu Mandah meriwayatkannya dalam Al-Iman dengan tambahan “dari Lauh Mahfuzh”.

๐Ÿ“Œ Turun Tahap Ketiga
(ุงู„ุชَّู†َุฒُّู„ُ ุงู„ุซَّุงู„ِุซُ)

ู…ู† ุจูŠุช ุงู„ุนุฒุฉ ุฅู„ู‰ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…
Dari Bait Al-Izzah kepada Rasulullah shallalalhu ‘alaihi wasallam

✅ Turunnya Al-Qur’an tahap ketiga ini secara bertahap selama 20-an tahun melalui malaikat Jibril alaihissalam. Diantara ayat Al-Qur’an yang menegaskan hal ini adalah firman Allah ta’ala:

ู‚ُู„ْ ู…َู†ْ ูƒَุงู†َ ุนَุฏُูˆًّุง ู„ِุฌِุจْุฑِูŠู„َ ูَุฅِู†َّู‡ُ ู†َุฒَّู„َู‡ُ ุนَู„َู‰ ู‚َู„ْุจِูƒَ ุจِุฅِุฐْู†ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ู…ُุตَุฏِّู‚ًุง ู„ِู…َุง ุจَูŠْู†َ ูŠَุฏَูŠْู‡ِ ูˆَู‡ُุฏًู‰ ูˆَุจُุดْุฑَู‰ ู„ِู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠู†َ (97) ู…َู†ْ ูƒَุงู†َ ุนَุฏُูˆًّุง ู„ِู„َّู‡ِ ูˆَู…َู„َุงุฆِูƒَุชِู‡ِ ูˆَุฑُุณُู„ِู‡ِ ูˆَุฌِุจْุฑِูŠู„َ ูˆَู…ِูŠูƒَุงู„َ ูَุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุนَุฏُูˆٌّ ู„ِู„ْูƒَุงูِุฑِูŠู†َ (98)

Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al-Qur’an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir. (QS. Al-Baqarah: 97-98).

ูˆَุฅِู†َّู‡ُ ู„َุชَู†ْุฒِูŠู„ُ ุฑَุจِّ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِูŠู†َ (192) ู†َุฒَู„َ ุจِู‡ِ ุงู„ุฑُّูˆุญُ ุงู„ْุฃَู…ِูŠู†ُ (193) ุนَู„َู‰ ู‚َู„ْุจِูƒَ ู„ِุชَูƒُูˆู†َ ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُู†ْุฐِุฑِูŠู†َ (194) ุจِู„ِุณَุงู†ٍ ุนَุฑَุจِูŠٍّ ู…ُุจِูŠู†ٍ (195)

Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. (QS. Asy-Syu’ara: 192-195).
 
✅ Selain riwayat Al-Hakim di atas, riwayat lain yang menyebutkan tahap ketiga turunnya Al-Quran diantaranya:

ุนَู†ِ ุงุจْู†ِ ุนَุจَّุงุณٍ، ุฃَู†َّู‡ُ ู‚َุงู„َ: ุฃُู†ْุฒِู„َ ุงู„ْู‚ُุฑْุขู†ُ ุฌُู…ْู„َุฉً ูˆَุงุญِุฏَุฉً ุฅِู„َู‰ ุณَู…َุงุกِ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ูِูŠ ู„َูŠْู„َุฉِ ุงู„ْู‚َุฏْุฑِ، ุซُู…َّ ู†ُุฒِّู„َ ุจَุนْุฏَ ุฐَู„ِูƒَ ูِูŠ ุนِุดْุฑِูŠู†َ ุณَู†َุฉً (ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจูŠู‡ู‚ูŠ ููŠ ุดุนุจ ุงู„ุฅูŠู…ุงู† ูˆููŠ ุงู„ุฃุณู…ุงุก ูˆุงู„ุตูุงุช)

Dari Ibnu ‘Abbas bahwa beliau berkata: Telah diturunkan Al-Qur’an sekaligus ke langit dunia di malam qadar, kemudian diturunkan berangsur-angsur setelahnya dalam dua puluh tahun. (HR. Al-Baihaqi dalam Kitab Syu’ab Al-Iman dan Al-Asma wa As-Shifat).

✅ Para ulama menyatakan bahwa informasi yang valid dari sahabat Nabi (mauquf) jika berisi berita tentang hal-hal ghaib, maka dapat dipastikan ia berasal dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam (marfu’) karena para sahabat tidak mungkin berijtihad dalam masalah ini, dan beliau (Ibnu 'Abbas) bukanlah sahabat yang dikenal mengambil informasi dari Ahlul Kitab/Bani Israil.

Referensi Utama: Manahil Al-‘Irfan fi ‘Ulum Al-Qur’an, Muhammad ‘Abdul ‘Azhim Az-Zurqani, 1/43-45.

Posting Komentar untuk "Tahap Turunnya Al-Qur’an (UQ-005) Bagian 1"