Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hakikat Haji dan Qurban dalam Keunikan Surat Al-Hajj


1.  Tidak ada surat Al-Qur'an yang diberi nama dengan nama rukun Islam selain Surat Al-Hajj (Haji).
Allah ta’ala telah menurunkan dua surat yang menjelaskan tentang haji yakni surat Al-Baqarah dan surat Al-Hajj. 

✅ Surat Al-Baqarah adalah (أوامر ونواه) perintah dan larangan dalam berhaji, oleh karenanya ia menjelaskan beberapa bacaan dan perbuatan dalam ibadah haji, keharusan itmam (menyelesaikannya hingga tuntas), berbagai larangan dan kaffarat melanggarnya. Pembahasannya dimulai dari waktu ibadah haji dan diakhiri dengan dzikrullah di dalamnya.

✅ Sedangkan surat Al-Hajj lebih dominan berisi tentang (حج القلب) “hajinya hati”. Kata hajj dalam bahasa Arab berarti menuju sesuatu. Seorang yang melaksanakan haji ia menuju Baitullah dengan melakukan perjalanan ke sana. Namun perjalanan fisik itu tidak akan bermakna tanpa menghajikan hatinya menuju Allah. Inilah yang ditekankan dalam surat Al-Hajj.

✅ Bahwa yang sampai kepada Allah dari qurban atau hady (dam) itu bukan darah dan dagingnya, tetapi taqwa yang di dalam hati.

"لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ"

Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. (QS. Al-Hajj: 37).

✅ Di antara bentuk amal hati yang paling penting adalah ta’zhim (pengagungan) terhadap apa saja yang diagungkan oleh Allah:

"ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ حُرُمَاتِ اللَّهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ عِنْدَ رَبِّهِ"

… Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. (QS. Al-Hajj: 30).

✅ Bahwa esensi ta’zhim itu ada di hati, oleh karenanya ta’zhim adalah bagian dari hati yang bertaqwa.

"ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ"

Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi´ar-syi´ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. (QS. Al-Hajj: 32).

2. Surat Al-Hajj menyebutkan empat jenis hati, dan tak ada surat yang menyebutkannya sekaligus kecuali surat Al-Hajj. Yaitu hati yang buta (ayat 46), hati yang sakit dan hati yang kesat (ayat 53), serta hati yang tunduk/mukhbit (ayat 54).
Hal ini menguatkan poin sebelumnya.

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi “yang buta ialah hati yang di dalam dada”. (QS. Al-Hajj: 46).

لِيَجْعَلَ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ فِتْنَةً لِلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَفِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ

Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang “di dalam hatinya ada penyakit” dan “yang kesat hatinya”. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat. (QS. Al-Hajj: 53).

وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَيُؤْمِنُوا بِهِ فَتُخْبِتَ لَهُ قُلُوبُهُمْ وَإِنَّ اللَّهَ لَهَادِ الَّذِينَ آمَنُوا إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan “tunduk hati” mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus. (QS. Al-Hajj: 54).

3. Surat Al-Hajj adalah satu-satunya surat yang memiliki dua ayat sajdah (ayat yang setelah membacanya kita disunnahkan untuk sujud) yaitu di ayat 18 dan 77, sementara di surat lain yang ada ayat sajdahnya hanya terdapat satu ayat sajdah saja.

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ وَمَنْ يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ

Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. (QS. Al-Hajj: 18).

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Hai orang-orang yang beriman, ruku´lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. (QS. Al-Hajj: 77).

4. Surat Al-Hajj satu-satunya surat yang menyebutkan nama Allah Al-Qawiy Al-‘Aziz (القوي العزيز) dua kali yaitu di ayat 40 dan 74, dan keduanya menggunakan dua ungkapan penguat yaitu “إنّ” (sesungguhnya) dan lam taukid (pasti atau benar-benar). Untuk menguatkan keyakinan hati orang-orang beriman bahwa kesudahan akhir dan ending kemenangan itu milik mereka yang  beriman dan memenuhi syarat-syaratnya.

أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللَّهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ (39) الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا أَنْ يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ (40)

Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu. (Yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. Al-Hajj: 39-40).

مَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. Al-Hajj: 74).

5. Ini adalah surat pertama dalam urutan turunnya ayat Al-Qur’an yang menyebutkan izin untuk berperang karena dizalimi, yaitu pada ayat 39 yang telah disebutkan di poin 4.

6. Surat Al-Hajj adalah surat satu-satunya di dalam Al-Qur’an yang menyebutkan ancaman “azab yang membakar” (عذاب الحريق) sebanyak dua kali yaitu di ayat 9 dan 22. Sementara di tiga surat lain yang menyebutkannya, disebutkan hanya sekali, yaitu surat Ali ‘Imran ayat 181, Al-Anfal ayat 50, dan Al-Buruj ayat 10.

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتَابٍ مُنِيرٍ (8) ثَانِيَ عِطْفِهِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَنُذِيقُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَذَابَ الْحَرِيقِ (9)

Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya. Dengan memalingkan lambungnya untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah. Ia mendapat kehinaan di dunia dan di hari kiamat Kami merasakan kepadanya azab neraka yang membakar. (QS. Al-Hajj: 8-9).

كُلَّمَا أَرَادُوا أَنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا مِنْ غَمٍّ أُعِيدُوا فِيهَا وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ

Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan), "Rasailah azab yang membakar ini." (QS. Al-Hajj: 22).

7. Penyebutan bentuk azab untuk orang kafir berupa pakaian yang dibuat dari api, cambuk-cambuk dari besi, dan penderitaan psikis mereka berupa “ghamm” (غم)/kegundahan yang menyengsarakan, semua itu hanya disebutkan di surat Al-Hajj (ayat 19-22), tidak di surat lain.

هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِنْ نَارٍ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ (19) يُصْهَرُ بِهِ مَا فِي بُطُونِهِمْ وَالْجُلُودُ (20) وَلَهُمْ مَقَامِعُ مِنْ حَدِيدٍ (21) كُلَّمَا أَرَادُوا أَنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا مِنْ غَمٍّ أُعِيدُوا فِيهَا وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ (22)

Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan), "Rasailah azab yang membakar ini." (QS. Al-Hajj: 19-22).

8. Hanya surat Al-Hajj yang menyebutkan kata Majusi (المجوس) pada pembicaraan tentang berbagai agama dan millah, yaitu di ayat 17. Surat Al-Baqarah tidak menyebutkannya (ayat 62), begitu pula dengan surat Al-Maidah (ayat 69).

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئِينَ وَالنَّصَارَى وَالْمَجُوسَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا إِنَّ اللَّهَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu. (QS. Al-Hajj: 17).

9. Al-Qur’an banyak menyebutkan matsal (perumpamaan), namun hanya di surat Al-Hajj Allah memerintahkan “secara tersurat” untuk menyimak atau mendengarkan dengan baik (فاستمعوا له) matsal yang disebutkan, yaitu di ayat 73:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ

Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. (QS. Al-Hajj: 73).

10. Surat Al-Hajj termasuk surat yang ajaib:

وَهِيَ مِنْ أَعَاجِيبِ السُّورِ، نَزَلَتْ لَيْلًا وَنَهَارًا، سَفَرًا وَحَضَرًا، مَكِّيًّا وَمَدَنِيًّا، سِلْمِيًّا وَحَرْبِيًّا، نَاسِخًا وَمَنْسُوخًا، مُحْكَمًا وَمُتَشَابِهًا. 

Dan dia termasuk surat yang ajaib, (ayat-ayatnya) ada yang turun malam hari dan siang hari, saat safar maupun hadhar (muqim), di Makkah dan di Madinah, tentang damai maupun perang, ada yang nasikh ada juga yang mansukh, ada yang muhkam dan ada yang mutasyabih. (Fath Al-Qadir, Asy-Syaukani, 3/513; At-Tafsir Al-Munir, Az-Zuhaili, 17/150).

11. Hanya di surat Al-Hajj, perintah jihad disertai dengan keterangan sebenar-benarnya jihad (حق جهاده) yaitu di ayat terakhir:

وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. (QS. Al-Hajj: 78).

Posting Komentar untuk "Hakikat Haji dan Qurban dalam Keunikan Surat Al-Hajj"