Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Anak Kecil Kehilangan Mainannya


Anak balita berusia 3-4 tahun yang sedang memegang mainan, kalau Anda ambil mainannya ia akan menangis meraung-raung sambil kakinya menendang-nendang lantai.. Meskipun ia punya banyak mainan yang sejenis, bahkan kalaupun Anda mengambilkan untuknya mainan lain, ia tetap menangis seakan kebahagiaannya hanya ada pada mainan yang Anda ambil itu..
Saat usianya bertambah beberapa tahun, ia pun merasa lucu bagaimana ia menangis hanya karena satu mainan yang jika luput dari tangannya, semua kenikmatan terasa lenyap bersamanya.

Kemudian ia pun bertambah usia, dan punya keinginan besar masuk jurusan tertentu di sekolah terbaik, kampus favorit, atau pekerjaan idaman. Saat keinginannya gagal terwujud, pikirannya membayangkan habislah dunia ini, tak ada lagi kenikmatan hidup baginya. Beberapa lama setelah ia mendapatkan yang lain, ia pun sadar betapa lucu dirinya dulu berpikir seperti itu.

Kemudian ia pun jatuh cinta kepada calon pendamping hidupnya yang ia idam-idamkan. Dan ketika sang kekasih gagal menjadi jodohnya, ia pun kembali nelangsa seolah dunia ini kiamat, tak ada lagi gairah hidup.

Waktu terus berlalu ia pun telah menjadi orang tua bagi anak-anaknya dari pasangan hidup yang lain yang ia cintai. Ia pun menertawakan dirinya betapa bodohnya ia sempat sekian lama menderita ketika ditinggalkan kekasihnya yang dulu, apalagi jika ia tahu bahwa ternyata sang kekasih tidak lah sebaik yang ia sangka dibanding orang yang kini mendampinginya. 

Kini seluruh perhatiannya ia tujukan untuk mencintai keluarganya. Namun perpisahan tak kan mungkin dihindari cepat ataupun lambat. Ketika orang yang ia cintai meninggal dunia, ia pun kembali kehilangan gairah hidup seolah tak ada kebahagiaan setelah ia meninggal ... Begitu seterusnya ..

Manusia bak anak kecil yang kehilangan mainannya .. 

Beruntunglah mereka yang menjadikan puncak cinta dan tempat bergantungnya hanya Dzat yang Kekal Abadi .. puncak kekhawatiran dan kesedihannya jika ia kehilangan kebahagiaannya di kampung halaman yang abadi.. lalu ia mempersiapkan diri sebaik-baiknya..

 

Posting Komentar untuk "Anak Kecil Kehilangan Mainannya"