Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KETERBATASAN PANCA INDRA, AKAL & DAYA KHAYAL (A-002)


📌 Pembahasan aqidah akan banyak berisi tentang iman kepada yang ghaib. Oleh karenanya kita perlu memulainya dengan pemaparan materi ini.

🔦 Manusia memiliki kekuatan untuk mengetahui sesuatu (القوة الإدراكية). Pengetahuan manusia tidak serta merta ada di dalam dirinya, tetapi berasal dari luar. Jadi quwah idrakiyah ini memerlukan alat untuk mengakses lingkungan yang ada di luar diri manusia, yaitu panca indra. Di samping itu manusia juga memiliki indra emosi untuk menerima dan merespon lingkungannya seperti senang, marah, cinta, benci, sedih, sakit hati, nafsu, ..dll.
🔦 Seberapa banyak informasi yang masuk melalui indra dan emosi tersebut, sebanyak itu pula quwah idrakiyah pada manusia mampu untuk mengkhayal, mengetahui, menganalisa, merangkai, menyimpulkan kaidah-kaidah umum, dan menganalogikan berbagai hal dan kemiripan satu sama lain. Selain itu atau lebih dari itu, quwah idrakiyah tidak mampu.
🔑 Orang yang buta sama sekali sejak lahir, betapapun jeniusnya tidak akan mampu membayangkan warna-warna dengan tepat, meskipun kita mencoba membantunya dengan berbagai perumpamaan dan penjelasan. Hal ini disebabkan oleh ketiadaan input warna melalui mata ke dalam quwah idrakiyah-nya.
🔑   Begitu pula dengan yang tuli sejak lahir tidak akan bisa membayangkan suara-suara selama indra pendengarannya tidak terbuka untuk menerima informasi tentang suara.
🔑   Dalam konteks emosi, anak kecil yang belum mendekati usia baligh, betapapun cerdasnya tidak dapat merasakan dan membayangkan gairah seksual, sampai ia betul-betul mengalaminya sendiri di usia baligh. Begitu pula semua bentuk emosi yang lain.

📌 Keterbatasan Panca Indra

🔦 Ilmu pengetahuan telah menyingkap bahwa langit kita ini penuh dengan gelombang suara, atau gambar yang kita tak mampu menangkapnya karena keterbatasan kemampuan panca indra yang kita miliki. Kita hanya mampu mendengar atau melihatnya setelah dikonversi oleh perangkat sehingga sesuai dengan daya tangkap panca indra.
🔦 Dari penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa keterbatasan panca indra ini berdampak pada keterbatasan kemampuan akal dan daya khayal, seperti yang diungkapkan oleh Imam Syafi’i rahimahullah:

🔦 إنَّ Ù„ِÙ„ْعَÙ‚ْÙ„ِ Ø­َدًّا ÙŠَÙ†ْتَÙ‡ِÙŠْ Ø¥ِÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙƒَÙ…َا Ø£َÙ†َّ Ù„ِÙ„ْبَصَرِ Ø­َدًّا ÙŠَÙ†ْتَÙ‡ِÙŠْ Ø¥ِÙ„َÙŠْÙ‡ِ.

🔦 Sesungguhnya akal itu memiliki limit seperti penglihatan yang juga memiliki limit. 
(Adab Asy-Syafi’i wa Manaqibuh, hlm 207).

🔦 Contoh keterbatasan akal dan daya khayal:

🔑   Karena pengaruh panca indra, akal hanya memahami sesuatu yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Oleh sebab itu ia selalu bertanya: kapan & di mana? Panca indra kita hanya berhubungan dengan sesuatu yang  berada di suatu tempat dan waktu tertentu.
Saat kita membahas tentang Allah, disitulah akal kita tidak dapat mengenal-Nya tanpa bimbingan wahyu, karena Allah tidak terikat oleh tempat dan waktu, bahkan Dialah yang menciptakan keduanya.

🔑   Manusia berakal bertanya apakah alam semesta ini terbatas atau tanpa batas?
Ia meneliti alam nyata: ia perhatikan bumi, lalu tata surya, galaksi, kumpulan galaksi ... terus khayalannya menembus yang bisa ia tembus...
Setelah lelah dan tak mampu melanjutkan, mungkin ia berkata pada dirinya: alam semesta berakhir, terbatas.. pasti ia akan bertanya lagi: setelah berakhir lalu ada apa dibalik itu? Akalnya tak mampu menjawab..
Jika berkata: tidak .. tidak .. tidak berakhir ! Akalnya pun berkata: Bagaimana sesuatu tidak punya akhir? Ia pun tak mampu menjawabnya..

📌 Kesimpulan:

✅ Panca indra dan emosi kita terbatas, tak bisa mengakses semua yang ada di alam semesta..
✅ Kemampuan akal dan daya khayal manusia terbatas disebabkan keterbatasan input dari panca indra dan emosi kita.
✅ Akal kita tidak mampu mengetahui hakikat banyak hal di alam nyata secara jelas dan pasti, apalagi untuk mengetahui yang ghaib.

📌 Referensi: Al-Aqidah Al-Islamiyah wa Ususuha, Abdurrahman Hasan Habannakah.

Posting Komentar untuk "KETERBATASAN PANCA INDRA, AKAL & DAYA KHAYAL (A-002)"