Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SYIRIK (A-006)



📚 Makna Syirik (مَعْنَى الشِّرْكِ)

📌 Syirik adalah lawan dari tauhid, sedangkan definisinya adalah :

اَلشِّرْكُ : اِتِّخَاذُ نِدٍّ للهِ تَعَالَى فِي الذَّاتِ، أَوْ فِي الصِّفَاتِ، أَوْ فِي الأَفْعَالِ، أَوْ فِي العِبَادَةِ

Syirik adalah menjadikan tandingan/sekutu bagi Allah dalam dzat, atau sifat, atau af’al (perbuatan) Nya, atau dalam ibadah. 
(Al-‘Aqidah Al-Islamiyyah, Mushthafa Al-Khin, hlm 567).

1. Sekutu dalam dzat : meyakini bahwa Dzat Allah seperti dzat makhluk, seperti keyakinan Mujassimah (kelompok yang meyakini Allah sebagai jisim (badan/tubuh)).

2. Tandingan dalam sifat : meyakini bahwa makhluk memiliki sifat seperti Sifat Allah. 

3. Sekutu dalam af’al : meyakini bahwa ada makhluk yang memberi rizki, atau berbuat terhadap alam seperti perbuatan Allah ta’ala.

4. Tandingan dalam ibadah : seperti menyembah ilah lain disamping menyembah Allah, mengagungkan atau mencintainya seperti mengagungkan dan mencintai Allah.

✅ Dalil dari Al-Qur’an tentang larangan mengambil tandingan atau sekutu bagi Allah secara umum diantaranya adalah:

فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 22).

✅ Dalil tentang tiga hal pertama di atas diantaranya adalah firman Allah ta’ala:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat. (QS. Asy-Syura: 11).

📎 Al-Qurthubi rahimahullah menyebutkan dalam tafsirnya:

وَقَدْ قَالَ بَعْضُ الْعُلَمَاءِ الْمُحَقِّقِينَ: التَّوْحِيدُ إِثْبَاتُ ذَاتٍ غَيْرِ مُشْبِهَةٍ لِلذَّوَاتِ وَلَا مُعَطَّلَةٍ مِنَ الصِّفَات . وَزَادَ الْوَاسِطِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ بَيَانًا فَقَالَ: لَيْسَ كَذَاتِهِ ذَاتٌ، وَلَا كَاسْمِهِ اسْمٌ، وَلَا كَفِعْلِهِ فِعْلٌ، وَلَا كَصِفَتِهِ صِفَةٌ إِلَّا مِنْ جِهَةِ مُوَافَقَةِ اللَّفْظ ... وَهَذَا كُلُّهُ مَذْهَبُ أَهْلِ الْحَقِّ وَالسُّنَّةِ وَالجَمَاعَةِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ

Dan telah berkata sebagian ulama muhaqqiqin bahwa tauhid adalah menetapkan Dzat (Allah) tanpa menyerupakan dengan dzat-dzat (makhluk) dan tidak dihilangkan dari sifat-sifatNya. Al-Wasithi rahimahullah menambahkan penjelasan dengan berkata: tak ada dzat seperti DzatNya, tak ada nama seperti NamaNya, tak ada af’al seperti af’alNya, dan tak ada sifat seperti SifatNya, kecuali hanya sebatas kesamaan lafal… Dan ini semuanya adalah madzhab para pendukung kebenaran dan As-Sunnah wa Al-Jama’ah – semoga Allah meridhai mereka. (Tafsir Al-Qurtubi, 16/9). 

✅ Sementara, tidak menjadikan tandingan bagi Allah dalam ibadah, disebutkan dalam banyak sekali ayat, diantaranya:
 
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. (QS. Al-Isra: 23).

📚 Jenis Syirik

📌 Ditinjau dari Bentuknya : Syirik dalam I’tiqad dan Syirik dalam Perbuatan

📕 Syirik dalam I’tiqad (Keyakinan)

✅ Misalnya: meyakini bahwa ada yang semisal Allah diantara makhlukNya, atau meyakini bahwa ada sekutu yang membantu Allah dalam perbuatanNya, atau meyakini bahwa ada selain Allah yang dapat melakukan perbuatan yang menjadi kekhususan Allah seperti mencipta, memberi rizki, menghidupkan, mematikan, dan sejenisnya.. meskipun keyakinan ini tidak disertai perbuatan sujud atau penyembahan.

أَمَّنْ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَمَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Atau siapakah yang menciptakan (manusia dari permulaannya), kemudian mengulanginya (lagi), dan siapa (pula) yang memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Katakanlah: "Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar". (QS. An-Naml: 64).

✅ Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah menyebutkan dalam tafsirnya:

وإن زعموا أن إلها غير الله يفعل ذلك أو شيئا منه فـ (قُلْ) لهم يا محمد (هاتوا برهانكم) أي حجتكم على أن شيئا سوى الله يفعل ذلك (إن كنتم صادقين) في دعواكم.

Dan jika mereka menganggap ada selain Allah yang melakukan semua itu, atau sebagiannya, maka katakanlah kepada mereka wahai Muhammad: tunjukkan bukti anggapanmu, yaitu hujjah/dalil/argumentasi bahwa ada sesuatu selain Allah berbuat demikian jika kalian benar dalam anggapan kalian. (Tafsir Ath-Thabari, 19/486).

📕 Syirik dalam Perbuatan

✅ Yaitu seseorang menyembah ilah yang lain bersama dengan penyembahan kepada Allah, atau memohon kepada selain Allah hal-hal yang tidak boleh diminta kepada selainNya. 

وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لِيَكُونُوا لَهُمْ عِزًّا (81) كَلَّا سَيَكْفُرُونَ بِعِبَادَتِهِمْ وَيَكُونُونَ عَلَيْهِمْ ضِدًّا (82)

Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak. Kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka. (QS. Maryam: 81-82).

📌 Syirik Ditinjau dari Jelas dan Samarnya : Syirik Zhahir & Syirik Khafiy

📕 Syirik Zhahir (Jelas) : Yakni syirik yang terang dan jelas bagi setiap muslim, tidak samar sama sekali, seperti penyembahan berhala, atau menjadikan tandingan atau sekutu bagi Allah dalam ibadah.

📕 Syirik Khafiy (Samar) : yakni syirik yang samar bagi banyak kalangan sehingga tanpa sadar mereka terjatuh kepadanya, contohnya: riya.

✅ Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Abu Bakar Ash-Shidiq radhiyallahu ‘anhu:

 «يَا أَبَا بَكْرٍ، لَلشِّرْكُ فِيكُمْ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ» ، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَهَلِ الشِّرْكُ إِلَّا مَنْ جَعَلَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَلشِّرْكُ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ، أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى شَيْءٍ إِذَا قُلْتَهُ ذَهَبَ عَنْكَ قَلِيلُهُ وَكَثِيرُهُ؟» قَالَ: " قُلِ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ "

“Wahai Abu Bakar, benar-benar syirik itu lebih tersembunyi dari pada semut merayap (di malam hari)” Abu Bakar berkata: “Bukankah syirik itu hanya orang yang menjadikan tuhan lain bersama Allah?” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dan demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, benar-benar syirik itu lebih tersembunyi dari semut merayap (di malam hari). Maukah kamu aku tunjukkan suatu doa yang apabila engkau baca, akan hilang darimu syirik yang sedikit dan juga yang banyak?” Beliau bersabda: “Katakanlah: “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari berbuat syirik yang aku ketahui, dan aku mohon ampun kepadaMu dari yang tidak kuketahui””. (HR. Al-Bukhari di dalam Al-Adab Al-Mufrad).

📌 Syirik Ditinjau dari Kemungkinan Mendapat Ampunan Allah: Syirik Besar dan Syirik Kecil

📕 Syirik Besar

✅ Yaitu menetapkan sekutu atau tandingan bagi Allah (seperti yang disebutkan dalam definisi syirik) dan meyakini secara sadar dan tegas hal tersebut hingga akhir hayat (tanpa taubat), maka syirik seperti ini tidak mungkin diampuni oleh Allah ta’ala dan pelakunya hakikatnya adalah kafir.

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa: 48).

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS. Al-Bayyinah: 6).

📕 Syirik Kecil

✅ Meskipun kecil, semua syirik adalah dosa besar seperti riya. Pelakunya jika tidak bertaubat hingga akhir hayat, masih ada kemungkinan diampuni oleh Allah karena rahmatNya jika Dia menghendaki. Jika tidak, maka seperti dosa-dosa lain yang mendapatkan balasan terlebih dahulu sehingga dosanya terhapus.

«إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ» قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "الرِّيَاءُ"

“Sesungguhnya yang paling aku takuti atas kalian adalah syirik kecil.” Mereka berkata: “Apakah syirik kecil itu ya Rasulullah?” Beliau bersabda: “Riya”. (HR. Ahmad dengan isnad hasan).

📚 Beberapa Bentuk Syirik yang Disebutkan Al-Qur’an

✅ Beberapa bentuk syirik yang pernah dilakukan oleh bangsa-bangsa di dunia telah disebutkan Al-Qur’an agar kita menjauhinya, dan ada yang masih tetap dilakukan hingga saat ini.

📌 Penyembahan Berhala (عبادة الأصنام)

✅ Yaitu patung-patung yang disembah baik dengan keyakinan penyembahnya bahwa ia adalah Tuhan, atau dengan keyakinan bahwa ia dapat mendekatkan mereka kepada Tuhan.

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. (QS. Ibrahim: 35).

أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ

Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (QS. Az-Zumar: 3).

✅ Al-Imam Al-Qurthubi Al-Maliki rahimahullah menyebutkan:

قَالَ قَتَادَةُ: كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ مَنْ رَبُّكُمْ وَخَالِقُكُمْ؟ وَمَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً؟ قَالُوا اللَّهُ، فَيُقَالُ لَهُمْ مَا مَعْنَى عِبَادَتِكُمُ الْأَصْنَامَ؟ قَالُوا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى، وَيَشْفَعُوا لَنَا عِنْدَهُ.

Telah berkata Qatadah: “Mereka jika ditanya, siapa rabb dan pencipta kalian? Siapa yang telah menciptakan langit dan bumi serta menurunkan hujan dari langit? Mereka menjawab: “Allah”. Maka dikatakanlah kepada mereka, (kalau begitu) apa maksudnya kalian menyembah berhala-berhala itu? Mereka menjawab: “Agar ia mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya, dan memberi syafaat untuk kami di sisiNya””.(Tafsir Al-Qurthubi, 15/233).

📌 Penyembahan Matahari, Bulan dan Benda-Benda Angkasa Lainnya 
(عبادة الشمس والقمر والكواكب)

✅ Seperti yang terjadi pada Ratu Saba sebelum masuk Islam melalui dakwah Nabi Sulaiman alaihissalam, sebagaimana diinformasikan oleh Hudhud:

وَجَدْتُهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُونَ

Aku mendapati dia (Ratu Saba) dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak mendapat petunjuk. (QS. An-Naml: 24).

✅ Fakhruddin Ar-Razi Asy-Syafi’i rahimahullah menyebutkan: 

وَحَاصِلُ الْكَلَامِ لِعُبَّادِ الْأَصْنَامِ أَنْ قَالُوا إِنَّ الْإِلَهَ الْأَعْظَمَ أَجَلُّ مِنْ أَنْ يَعْبُدَهُ الْبَشَرُ لَكِنَّ اللَّائِقَ بِالْبَشَرِ أَنْ يَشْتَغِلُوا بِعِبَادَةِ الْأَكَابِرِ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ مِثْلَ الْكَوَاكِبِ وَمِثْلَ الْأَرْوَاحِ السَّمَاوِيَّةِ، ثُمَّ إِنَّهَا تَشْتَغِلُ بِعِبَادَةِ الْإِلَهِ الْأَكْبَرِ، فَهَذَا هُوَ الْمُرَادُ مِنْ قَوْلِهِمْ: مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونا إِلَى اللَّهِ زُلْفى.

Kesimpulan tentang para penyembah berhala itu adalah bahwa mereka mengatakan: “Sesunggunya Tuhan yang Mahaagung itu terlalu agung untuk disembah langsung oleh manusia. Tetapi yang laik bagi manusia adalah menyibukkan diri dengan menyembah makhluk-makhluk besar diantara hamba-hamba Allah seperti benda-benda angkasa, dan semisal roh-roh langit. Kemudian mereka lah (benda-benda angkasan dan roh-roh ini) yang sibuk menyembah Tuhan yang Mahabesar”. Inilah maksud dari ucapan mereka: "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya" (Az-Zumar: 3). (Mafatih Al-Ghaib, Ar-Razi, 26/421).

📌 Penyembahan Malaikat dan Jin
(عبادة الملائكة والجن)

وَجَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ الْجِنَّ وَخَلَقَهُمْ وَخَرَقُوا لَهُ بَنِينَ وَبَنَاتٍ بِغَيْرِ عِلْمٍ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يَصِفُونَ

Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan. (QS. Al-An’am: 100).

✅ Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan:

هَذَا رَدٌّ عَلَى الْمُشْرِكِينَ الَّذِينَ عَبَدُوا مَعَ اللَّهِ غَيْرَهُ، وَأَشْرَكُوا  فِي عِبَادَةِ اللَّهِ أَنْ عَبَدُوا الْجِنَّ، فَجَعَلُوهُمْ شُرَكَاءَ اللَّهِ فِي الْعِبَادَةِ، تَعَالَى اللَّهُ عَنْ شِرْكِهِمْ وَكُفْرِهِمْ. فَإِنْ قِيلَ: فَكَيْفَ عُبِدَتِ الْجِنُّ وَإِنَّمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ الْأَصْنَامَ؟ فَالْجَوَابُ: أَنَّهُمْ إِنَّمَا عَبَدُوا الْأَصْنَامَ عَنْ طَاعَةِ الْجِنِّ وَأَمْرِهِمْ إِيَّاهُمْ بِذَلِكَ.

Ini adalah bantahan terhadap orang-orang musyrik yang menyembah tuhan lain bersama Allah, dan mereka menyekutukan dalam beribadah kepada Allah dengan menyembah jin, mereka jadikan jin sebagai tandingan Allah dalam ibadah, Maha Tinggi Allah dari perbuatan syirik dan kekafiran mereka. Jika ditanyakan, bagaimana jin yang disembah, bukankah mereka menyembah berhala? Maka jawabannya: “Mereka menyembah berhala karena menaati jin yang memerintahkan mereka melakukan hal tersebut.” (Tafsir Ibnu Katsir, 3/307).

✅ Begitu pula penyembahan terhadap malaikat, sebenarnya adalah penyesatan oleh jin yang menggambarkan malaikat dalam bentuk tertentu lalu menggoda manusia untuk menyembahnya.

وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ يَقُولُ لِلْمَلَائِكَةِ أَهَؤُلَاءِ إِيَّاكُمْ كَانُوا يَعْبُدُونَ (40) قَالُوا سُبْحَانَكَ أَنْتَ وَلِيُّنَا مِنْ دُونِهِمْ بَلْ كَانُوا يَعْبُدُونَ الْجِنَّ أَكْثَرُهُمْ بِهِمْ مُؤْمِنُونَ (41)

Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat: "Apakah mereka ini dahulu menyembah kalian?". Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu". (QS. Saba: 40-41).

📌 Penyembahan Nabi
(عبادة الأنبياء)

✅ Seperti penyembahan terhadap Nabi Isa alaihissalam oleh Nasrani yang menganggapnya anak Allah, atau Yahudi yang menganggap ‘Uzair alaihissalam adalah anak Allah.

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ

Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling? (QS. At-Taubah: 30).

📌 Penyembahan Ahbar (Pemuka Agama Yahudi) dan Ruhban/Rahib (Pemuka Agama Nasrani)

اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ

Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS. At-Taubah: 31).

عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ، قَالَ: أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي عُنُقِي صَلِيبٌ مِنْ ذَهَبٍ. فَقَالَ: «يَا عَدِيُّ اطْرَحْ عَنْكَ هَذَا الوَثَنَ»، وَسَمِعْتُهُ يَقْرَأُ فِي سُورَةِ بَرَاءَةٌ: {اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ} [التوبة: 31]، قَالَ: «أَمَا إِنَّهُمْ لَمْ يَكُونُوا يَعْبُدُونَهُمْ، وَلَكِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا أَحَلُّوا لَهُمْ شَيْئًا اسْتَحَلُّوهُ، وَإِذَا حَرَّمُوا عَلَيْهِمْ شَيْئًا حَرَّمُوهُ» (رواه الترمذي وقال: «هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ)

Dari ‘Adi bin Hatim ia berkata: Aku mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sementara di leherku ada (kalung) salib dari emas. Maka beliau bersabda: “Wahai ‘Adi, singkirkan darimu berhala ini”. Dan aku mendengar beliau membaca (ayat) di surat Bara-ah: Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah .. (QS. At-Taubah: 31). Beliau bersabda: Sesungguhnya mereka tidak menyembah (dengan cara biasa) ahbar dan ruhban, akan tetapi jika mereka menghalalkan bagi mereka sesuatu, mereka pun menghalalkannya, dan jika mereka mengharamkan atas mereka sesuatu merekapun mengharamkannya. (HR. At-Tirmidzi no 3095, dan beliau berkata: “Ini adalah hadits gharib”).

✅ Dalam tafsir Al-Jalalain disebutkan:

حَيْثُ اتَّبَعُوهُمْ فِي تَحْلِيل مَا حَرَّمَ اللَّه وَتَحْرِيم مَا أَحَلَّ الله 

(Mereka dianggap menyembah ahbar dan ruhban) di mana mereka mengikuti ahbar dan ruhban dalam menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan dalam mengharamkan apa yang dihalalkan Allah. (Tafsir Al-Jalalain, hlm 245).

✅ Ibnu ‘Asyur rahimahullah menyebutkan:

فَحَصَلَ مِنْ مَجْمُوعِ أَقْوَالِ الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى أَنَّهُمْ جَعَلُوا لِبَعْضِ أَحْبَارِهِمْ وَرُهْبَانِهِمْ مَرْتَبَةَ الرُّبُوبِيَّةِ فِي اعْتِقَادِهِمْ 

Kesimpulan dari kumpulan ucapan Yahudi dan Nasrani adalah bahwa mereka telah menjadikan untuk sebagian ahbar dan ruhban mereka tingkatan rububiyah dalam keyakinan mereka. (At-Tahrir wa At-Tanwir, 10/170).

📌 Penyembahan Thaghut
(عبادة الطاغوت)

✅ Thaghut berasal dari kata at-thughyan (melampaui batas), yaitu semua yang disembah selain Allah baik berupa setan, berhala, dukun, tukang sihir, atau lainnya.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu". (QS. An-Nahl: 36).

Referensi Utama:
1. Al-‘Aqidah Al-Islamiyyah, Mushthafa Al-Khin.
2. Al-Bayan fi Arkan Al-Iman, Majd Makky

Posting Komentar untuk "SYIRIK (A-006)"