Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Shahih Lighairih (MH-006)


Shahih Lighairih (الصحيح لغيره)

Pada materi MH-004 telah dijelaskan pengertian khabar hasan disertai contohnya.
Pada kiriman ini, akan dijelaskan tentang shahih lighairih yang amat terkait dengan khabar hasan tersebut.

📌 Definisi Shahih Lighairih (تعريف الصحيح لغيره)

هُوَ الحَسَنُ (لِذَاتِهِ) إِذَا رُوِيَ مِنْ طَرِيقٍ آخَرَ مِثْلِهِ أَوْ أَقْوَى مِنْهُ

Shahih Lighairih adalah khabar hasan yang diriwayatkan (juga) dari jalur lain yang sederajat atau yang lebih baik darinya.

✅ Ibnu Hajar Al-‘Asqalani rahimahullah menyebutkan dalam Nuzhah An-Nazhar:

وَخَبَرُ الآحَادِ بِنَقْلِ عَدْلٍ تَامِّ الضَّبْطِ، متَّصِلَ السَّنَدِ، غيرَ مُعَلَّلٍ وَلا شَاذٍّ: هُوَ الصَّحِيحُ لِذَاتِه  .. فإنْ خَفَّ الضَّبْطُ: فالحَسَنُ لِذَاتِهِ، وبِكَثْرَةِ طُرُقِهِ يُصَحَّحُ.

Dan khabar ahad yang diriwayatkan oleh rawi pemilik ‘adalah yang dhabth-nya sempurna, dengan sanad bersambung, tanpa ada ‘illah dan syadz, maka ia adalah shahih lidzatihi (dengan sendirinya).. Jika dhabthnya tidak sempurna, maka menjadi hasan lidzatihi (dengan sendirinya) dan dengan banyaknya jalur dapat dianggap shahih. 
(Nuzhah An-Nazhar, hlm 275).

✅ Dengan kata lain, sebuah khabar dinamakan shahih lighairih jika derajat awalnya hasan lalu diriwayatkan juga matan khabar ini melalui sanad lain yang derajatnya juga hasan atau shahih, yang artinya khabar ini diperkuat oleh khabar dengan sanad berbeda tersebut sehingga derajat khabar ini naik dari hasan menjadi shahih lighairih (shahih karena dukungan khabar lain). Semakin banyak jalur sanadnya semakin kuat kenaikan derajatnya.

✅ Jadi khabar shahih lighairih lebih tinggi derajatnya dari khabar hasan namun lebih rendah dari khabar shahih.

📌 Contoh Khabar Shahih Lighairih

حديث محمد بن عمرو بن علقمة، عن أبي سلمة بن عبدالرحمن بن عوف، عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبيِّ صلَّى الله عليه وسلَّم أنَّه قال: "لَوْلَا أنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ" 

Hadits Muhammad bin ‘Amr bin ‘Alqamah dari Abu Salamah bin ‘Abdurrahman bin ‘Auf dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda: “Andai aku tidak khawatir menyusahkan ummatku pasti aku perintahkan mereka untuk siwak setiap hendak shalat.” (HR. at-Tirmidzi no 22).

✅ Berkata Ibnu as-Shalah rahimahullah:

فَمُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَلْقَمَةَ مِنَ الْمَشْهُورِينَ بِالصِّدْقِ وَالصِّيَانَةِ، لَكِنَّهُ لَمْ يَكُنْ مِنْ أَهْلِ الْإِتْقَانِ، حَتَّى ضَعَّفَهُ بَعْضُهُمْ مِنْ جِهَةِ سُوءٍ حِفْظِهِ، وَوَثَّقَهُ بَعْضُهُمْ لِصِدْقِهِ وَجَلَالَتِهِ، فَحَدِيثُهُ مِنْ هَذِهِ الْجِهَةِ حَسَنٌ. فَلَمَّا انْضَمَّ إِلَى ذَلِكَ كَوْنُهُ رُوِيَ مِنْ أَوْجُهٍ أُخَرَ، زَالَ بِذَلِكَ مَا كُنَّا نَخْشَاهُ عَلَيْهِ مِنْ جِهَةِ سُوءِ حِفْظِهِ، وَانْجَبَرَ بِهِ ذَلِكَ النَّقْصُ الْيَسِيرُ، فَصَحَّ هَذَا الْإِسْنَادُ وَالْتَحَقَ بِدَرَجَةِ الصَّحِيحِ، وَاللَّهُ أَعْلَمُ.

Muhammad bin ‘Amr bin ‘Alqamah termasuk yang dikenal dengan kejujuran dan terjaga (akhlaknya) namun ia bukan termasuk yang itqan (hafalannya), sehingga sebagian (ulama Hadits) menilainya lemah dari sisi buruknya hafalan, tapi ulama lain mempercayainya karena kejujuran dan kebesaran kebaikannya. Maka dari sisi ini haditsnya adalah hasan, tapi dari sisi lain hadits ini juga diriwayatkan dari jalur-jalur lain sehingga hilanglah kekhawatiran terhadap riwayat ini terkait buruknya hafalan beliau dan tertutupilah kekurangan yang sedikit ini, maka sanad ini menjadi shahih dan haditsnya ini naik derajatnya menjadi shahih (karena dukungan sanad lain). Dan Allah lebih mengetahuinya.
 (Muqaddimah Ibnu ash-Shalah, hlm 35).

✅ Yang dimaksud riwayat atau sanad lain terkait matan hadits siwak ini diantaranya adalah hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu juga namun bukan dari jalur Muhammad bin ‘Amr bin ‘Alqamah, tapi dari jalur Abu az-Zinad dari al-A’raj dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari dalam Shahihnya no 887.

Posting Komentar untuk "Shahih Lighairih (MH-006)"